Kamis, 22 Januari 2009

BERAPA LAMA RESESI YANG AKAN TERJADI??? DAN SEBERAPA DALAM???

Judul ini banyak ditemui di berbagai belahan dunia manapun tak terkecuali Indonesia.
Bagaimana pasar menyikapinya??
Apapun nama suatu Negara, baik besar maupun kecilnya suatu Negara pasti menginginkan suatu keadaan perekonomian yang lebih baik dari Negara yang lain. Namun bagaimana jika bukan hanya satu Negara yang mengalami krisis??? Tetapi semua, bahkan dunia??
Hal ini tentu akan menyebabkan suatu kondisi yang buruk terhadap dunia. Tetapi inilah yang terjadi saat ini.
Tahun 2007 diawali perkembangan ekonomi amreika yang sebagai kiblat perdagangan dunia sempat menaruh harapan tinggi terhadap perkembangan perekonomian dunia setelah amerika mengalami krisis pada tahun 2005 karena bisnis propertinya tidak jalan. Namun pada akhir penutupan, tepatnya September 2007 negara adidaya tersebut tidak sanggup menerima hantaman pasar yang menilai bahwa amerika telah gagal mengangkat perekonomiannya karena tingkat inflasi yang sangat tinggi pada saat itu yang ditandai dengan pelemahan U$D terhadap currency yang lain.
Hal ini pula yang menyebabkan merosotnya nilai index saham dunia dan yang terparah justru melanda asia.
Kita lihat HANGSENG dari level kisaran 32000 hingga low terakhir kisaran 10546.
NIKKEI dari lebih 17000 hingga 6500an
KOSPI dari lebih 340an hingga 135

Namun pernahkan anda membayangkan akan terjadi krisis global (lagi???)
Seberapa parahkah krisis yang akan terjadi kali ini??

Jawaban untuk itu semua “krisis akan terjadi lagi pada tahun 2009 ini, namun untuk mengetahui seberapa parah itu masih tanda Tanya. Kita hanya bisa melihat apa dan bagaimana upaya yang akan dilakukan untuk menangani krisis tersebut serta respon market terhadap upaya yang akan dilakukan tersebut”.

Yang akan menghambat untuk semua upaya tersebut adalah para SPEKULATOR yang akan mengacaukan pasar & untuk mendapatkan keuntungan dari pergerakan yang tidak dapat diprediksi tersebut. Namun kita juga tidak bisa menghalangi semua tindakan speculator tersebut katena spekulant atau speculator tersebut juga disebut sebagai pelaku pasar. Dan sebagai pelaku pasar tentunya kita menginginkan profit semaksimal mungkin meski orang lain kalah dalam market.
Hanya para pelaku pasar (investor) lain lah yang bias melawan tindakan para spekulant tersebut sehingga membentuk new trend untuk suatu currency.